Pages

Kamis, 29 Desember 2011

Rumah Jabatan Bupati Pangkalanbun Di Bakar Massa

 
 
 
 
Konflik hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilu Kada) Kotawaringin Barat (Kobar), Provinsi Kalimantan Tengah, berujung pada tindakan anarkistis massa pendukung salah satu calon bupati. 
 
Mereka membakar rumah dinas bupati di Jalan Pangeran Antasari, Pangkalan Bun, ibu kota Kobar, Kamis (29/12). Massa menuntut pembatalan pelantikan bupati terpilih, Ujang Iskandar dan Bambang Purwanto yang rencananya dilangsungkan Jumat besok.

Kontributor Metro TV di Kotawaringin Barat, Puguh Santoso di Pangkalan Bun, melaporkan situasi Ibu Kota Kotawaringin Barat saat ini kondisinya cukup mencekam. Hampir seluruh sudut kota dan ruas jalan utama di Pangkalan Bun, dikuasai massa pendukung bupati terpilih Sugianto Sabran-Eko Sumarno.

Massa merasa bahwa Sugianto-Eko adalah pasangan bupati-wakil bupati terpilih dalam Pemilu Kada Kobar pada Juni 2010. Massa merasa keadilan mereka direnggut pemerintah pusat yang justru melantik bupati terpilih yang dimenangkan Mahkamah Konstitusi, yakni Ujang-Bambang.

Sebelum membakar rumah jabatan bupati, massa Sugianto-Eko yang emosi memecahkan kaca-kaca bangunan di sekitarnya. Massa leluasa melakukan pembakaran karena tak satupun aparat keamanan yang melakukan penjagaan. Angin yang bertiup kencang ditambah konstruksi bangunan yang terbuat dari kayu memicu api cepat melahap seluruh bangunan.

Aparat gabungan dari Kepolisian Daerah Kalteng dan Polres Kobar yang terlambat tiba di tempat kejadian tidak bisa berbuat apa-apa. Bangunan rumah jabatan bupati yang terbuat dari kayu tersebut habis tak bersisa. Kehadiran aparat di lokasi kejadian membuat massa pendukung Sugianto-Eko meninggalkan lokasi setelah puas membakar dan menghancurkan bangunan.

1 comments:

plowbump mengatakan...

angga rarastya
08220115

kalau sudah bicara politik, hal apapun bisa jadi lumrah, termasuk fanatisme berlebihan dari massa sugianto-eko. dari pihak sugianto-eko sendiri seharusnya juga mewanti-wanti massanya agar tidak melakukan hal rusuh mengingat akan dilantiknya rival politik mereka.